Sebelas tahun yang lalu.... Semi Eita menguap sebentar saat ia keluar dari kamarnya setelah tidur malamnya yang tak begitu nyenyak karena jam tidur yang terlalu singkat. Ini karena ia baru selesai dari pertemuan dengan para petinggi sekitar pukul 3 dini hari dan ia harus kembali bangun pada pukul 6 pagi. Eita harus kembali ke kantor pukul 8 ngomong-ngomong. Melakukan pekerjaannya seperti biasa yang begitu menyibukkan akhir-akhir ini. Para pelayan membungkukkan badannya serta menyapa Eita yang berjalan menuju ruang makan. Saat langkahnya hampir sampai pada ruang makan itu, sayup-sayup ia mendengar sebuah percakapan disusul tawa dari seorang wanita yang sangat Eita kenali. Ketika langkahnya tiba, barulah ia mengetahui asal dari suara itu. Melihat Eita di sana, wanita itu tersenyum menyapa, "Eita-kun, selamat pagi." "Selamat pagi, ibu." Eita menghampiri wanita itu seraya memeluknya singkat. "Ayo duduk, kita sarapan." Melihat Semi Haruka akan menarik kurs
"Hei kau baik-baik saja, Ryu?" Bahu Ryuunosuke ditepuk dari belakang membuat ia mengerjab sehingga lamunannya buyar begitu saja. Rekan kerjanya itu menatap Ryuunosuke bingung karena baru kali ini ia melihat pria yang selalu fokus saat menjalankan misi malah kehilangan fokus seperti ini. Ryuunosuke cepat-cepat menjawab agar rekannya itu tidak banyak bertanya, "aku baik-baik saja kok, aku sempat mikirin kakakku. Kau tahu bukan, akhir-akhir ini ia sangat sibuk semenjak Tuan Kita datang." "Itu pasti, tugas kakakmu itu sangat penting," jawabnya. "Apalagi ini tentang pendistribusian XSL." Kening Ryuunosuke mengkerut mendengar nama asing di telinganya. Lantas ia bertanya, "XSL? Apa itu?" "Kau tidak tau?" Rekannya itu mengerjab percaya. Ryuunosuke mengangguk polos membuat rekannya tertawa. "Padahal kakakmu salah satu yang diberi misi itu loh?" "Sudah kubilang bukan? Kakakku tidak bisa dihubungi dan sangat sibuk semenj