Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2022

Part 495; Solasta

  "Rin ...." Rintarou mendengar suara seseorang memanggil namanya. Meski samar tetapi ia dapat mendengar suara itu yang terus memanggil namanya berulang kali. Gerakan bibirnya terlihat samar oleh penglihatan. Lagi dan lagi. Memanggil namanya berulang kali seolah membangunkannya dari tidur panjang. Suara itu semakin jelas terdengar begitupun dengan jangkauan penglihatannya yang tadinya hanya melihat gerak bibirnya saja. Kini menjangkau luas sampai ia dapat melihat sosok yang memanggil namanya berulang kali. "Rin ...." Seorang anak kecil. Rintarou dapat melihat sosok anak kecil laki-laki berusia sekitar tujuh tahun berdiri di hadapannya. Dengan latar senja sebuah pantai yang membentang lautan di belakang anak laki-laki itu. Ia tersenyum cerah, memandang Rintarou dengan helai rambutnya yang bergerak mengikuti arah angin yang berhembus di antara mereka. Siapa? Rintarou tak mengenal sosok itu tapi ia kenal suasana ini. Pantai dan lautan. Tempat tinggalnya selama ini sebe

Part 492; Solasta

  "Tuan Muda mengalami kecelakaan dihari yang sama saat kamu tidak sadarkan diri." Tak ada yang dapat Osamu katakan setelah mendengar berita itu dari Asahi. Mendengar jika Rintarou tertabrak mobil setelah menyelamatkan anak kecil yang hampir tertabrak di jalan dan menyebabkan tulang rusuknya patah dan ia mendapat luka di kepalanya. Mampu membuat Osamu terpaku di tempatnya kala mendengar kabar itu. Ia tak menyangka ... jika selama dirinya pingsan; Rintarou mengalami hal seperti ini. Padahal seharusnya Osamu menjaga Rintarou. Tetapi ia malah membuat Rintarou seperti ini. Pantas jika Wakatoshi memulangkannya kembali ke Amerika. Selama ini, Osamu sadar jika dirinya tak pernah bekerja dengan benar selama menjadi bodyguard pribadi Rintarou. Ia hanya membawa Rintarou ke dalam masalah dan bermain-main dengan pria itu selama ini. Jika saja Osamu melakukannya dengan benar .... Langkah Osamu terhenti di depan pintu ruang inap Rintarou bersama Asahi di belakangnya yang bertugas mengantar

Part 491; Solasta

  "Samu ... kamu baik-baik saja?" Suara itu ... Osamu dapat mendengar suara samar memanggil namanya disusul penglihatannya yang terlihat samar ketika melihat seorang anak laki-laki yang bicara padanya. Mungkin karena suasana ruangan yang gelap dan hanya dibantu oleh pencahayaan yang minim membuat Osamu tak bisa melihat wajah lelaki itu. Tapi satu yang Osamu tahu jika laki-laki itu terlihat sangat khawatir terdengar dari nada bicaranya. "Tubuhmu dingin sekali ...." Lalu Osamu dapat merasakan tubuhnya dipeluk dengan erat sebelum diselimuti oleh sebuah kain tipis yang menyelimuti mereka berdua. Tubuh laki-laki terada hangat begitu juga dengan pelukan yang ia berikan. Menyamankan Osamu yang tak bisa berbuat apa-apa di sana. Apakah ini mimpi? "Maaf Samu ...." Lalu Osamu dapat mendengar suara tangisnya. Pelukannya bergetar karena isak tangis yang mulai tercipta. "Maaf karena Tsumu tidak bisa menjadi kakak yang dapat diandalkan ...." "Maaf ....&quo

Part 490; Solasta

 Suara gaduh terdengar dari luar rumah ketika Shirabu Kenjiro yang saat itu sedang berada di dalam kamar Osamu; memeriksa ke luar jendela dan melihat keributan yang terjadi di halaman depan kediaman Ushijima. Melihat beberapa pengawal menghadang seseorang yang berusaha masuk ke dalam rumah, dan satu persatu tumbang dengan sekali pukul oleh pria itu. Kenjiro tak dapat melihat dengan jelas dari posisinya berada siapa seseorang yang menerobos masuk itu sampai suara pengawal dari luar kamar Osamu berteriak memanggilnya. "Shirabu-san! Tuan Semi mencoba masuk ke dalam!" Deg! Kenjiro membola mendengar nama seseorang yang pengawal itu ucapkan. Kenjiro langsung bergegas ke luar kamar dan memerintahkan beberapa pengawal untuk menjaga Osamu.  Kenjiro berniat turun ke lantai bawah untuk mencegah Eita masuk ke dalam namun langkahnya terhenti begitu melihat sosok itu sudah tiba di hadapannya. "Wah Kenjiro, ya? Sudah lama sekali ya?" Kenjiro memasang tatapan waspada dan berdiri te

Part 484; Solasta

  Hirugami Sachiro duduk di kursi kerjanya sambil membaca berkas yang perawatnya berikan kepadanya. Berisi hasil pemeriksaan Kuroo Tetsurou setelah pria itu sadarkan diri pagi ini. Di sana tertulis, jika Tetsurou merasa kepalanya sering berdenyut kesakitan—tetapi tak ada luka dalam di sana. Nafsu makan normal dan organ tubuhnya berfungsi dengan baik. Tidak ada masalah dengan ingatannya dan ia bisa beraktivitas seperti biasanya. Tapi Natsumi bilang padanya, jika Tetsurou menolak untuk bertemu dengan Rintarou. Sachiro memutuskan untuk memulai sesi pemeriksaan dengan metode  tanya jawab atau mengobrol santai dengan pria itu. Sachiro belum bisa memutuskan untuk membawa Tetsurou kembali ke psikiater atau psikolog sampai ia tahu kondisi Tetsurou yang sebenarnya.   Sachiro juga perlu tahu apakah ingatan Tetsurou yang terkunci itu kembali terbuka atau tidak. Karena jika Tetsurou berhasil membuka ingatannya kembali, ini adalah fenomena langka yang pertama kali terjadi di bidang kedokteran dan h