Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2022

Part 402; Solasta

  Tiga tahun kemudian setelah kecelakaan Suna Rintarou .... Mobil Mercedes Benz S-Class berhenti di salah satu gedung yang tampak terbengkalai yang berada di dekat pelabuhan Kota New York. Begitu mobil berhasil terpakir, para bodyguard yang berjaga di luar gedung langsung membukakan pintu. Membungkuk hormat begitu dua orang pria berjas hitam keluar dari dalam mobil itu. Melihat itu, seorang pria paruh baya yang menjadi tuan rumah atas acara yang diselenggarakan di gedung itu, menyambut mereka dengan suka cita sambil mengulurkan tangannya. "Selamat datang, Tuan Ushijima, Tuan Semi. Senang melihat anda berdua bersedia menghadiri acara ini." Adam Frank. "Kami juga senang karena sudah diundang oleh anda, Tuan Frank." Eita membalas jabat tangan Adam sambil tersenyum ramah karena kakaknya tak kunjung membalas jabat tangan itu. "Ini pertama kalinya kami berkunjung, semoga kami bisa berkontribusi dengan baik." "Tentu, Tuan Semi." Eita menyikut pelan leng

Part 401; Solasta

  Empat belas tahun yang lalu .... Wakatoshi berjalan di koridor rumah sakit sambil menempelkan ponselnya di telinga ketika mendapatkan panggilan telepon dari Haruka; ibu tirinya. Ia menepi sebentar pada taman rumah sakit yang terlihat tidak terlalu ramai untuk menerima panggilan tersebut. "Ya, Ibu?" "Wakatoshi, kamu ada di mana? Ibu sudah sampai di Jepang dan sekarang ada di rumahmu, tapi kamu tidak ada di sini." Suara wanita itu terdengar dari seberang sana. Mengingatkan Wakatoshi jika hari ini Haruka akan berkunjung ke Jepang seperti biasanya ia lakukan beberapa bulan sekali untuk menjenguk dirinya di sini karena Haruka sudah menetap di Amerika sejak lama. Semenjak kematian ibu dan ayahnya, Haruka lebih sering mengunjungi Jepang untuk bertemu dengan Wakatoshi. Merawatnya seperti anak kandungnya sendiri seperti biasa ia lakukan sejak dulu. Meskipun Wakatoshi bukan putranya. "Aku sedang di rumah sakit ib—" "Di rumah sakit? Astaga ... kamu sakit, Waka

Part 400; Solasta

 Kozume Kenma menghentikan mobil Mercedes-Benz CLS-Class warna silver miliknya pada parkiran  basement  gedung perusahaan utama milik keluarga Ushijima. Pria beta itu mengecek penampilannya terlebih dahulu lalu meraih tab dan ponsel miliknya, sebelum memutuskan turun dari sana kemudian menekan tombol pada kunci mobilnya sampai berbunyi ' bib!' tanda jika mobilnya sudah terkunci. Setelah memastikan semuanya aman, Kenma kemudian melangkahkan kakinya memasuki gedung bertingkat itu menuju ruang direktur utama yang berada di lantai paling atas. Tentu untuk mencapai lantai paling atas—dan paling istimewa karena tak sembarangan orang bisa mengakses lantai itu. Hanya pekerja kepercayaan Wakatoshi juga karyawan berpangkat tinggi yang memiliki kartu akses menuju lantai itu. Jika boleh jujur, sebenarnya Kenma paling malas untuk menemui Wakatoshi di perusahaan—terlebih di perusahaan utama seperti sekarang ini. Suasana perusahaan utama benar-benar formal dan sangat sibuk, sampai Kenma harus

Part 396; Solasta

 Wakatoshi tidak menyangka jika ia akan bertemu dengan Sakusa Hiroshi—teman terdekat ibu tirinya; Semi Haruka, sekaligus rekan kerja ayahnya; Ushijima Naoto dulu. Setelah bertahun-tahun tak pernah kembali ke Jepang karena dirinya mengurus perusahaan cabang di Washington DC, Amerika Serikat. Semenjak ibunya; Mieko dan kekasihnya Ayumi meninggal dunia, hubungan dua keluarga itu merenggang.  Meskipun Haruka memiliki hubungan yang baik dengan Hiroshi juga Wakatoshi yang bersahabat dekat dengan Sakusa Haru. Menyadari kehadiran Wakatoshi di sana, Hiroshi tentu langsung menyapanya dengan ramah. Seolah mereka dekat dan sudah lama tidak bertemu. "Wah, Nak Wakatoshi? Sudah lama sekali, ya? Bagaimana kabarmu, Nak?" Memeluk Wakatoshi sambil menepuk punggungnya bagaikan anak sendiri. "Kau sudah besar ya ...." "Senang bertemu kembali dengan anda, Tuan Sakusa." "Jangan formal begitu, Nak Wakatoshi. Kau bisa memanggilku Paman Hiroshi seperti dulu," ujarnya sambi

Part 395; Solasta

 Semuanya benar-benar berbeda dari apa yang Wakatoshi pikirkan. Ketika ia kembali ke Jepang setelah perjalanan bisnisnya beberapa hari, Wakatoshi melihat putranya sedang tertidur dengan keadaan tanpa busana bersama Osamu. Feromon keduanya yang menyelimuti kamar itu menandakan jika mereka memang melakukan itu tak lama ini. Entah kapan tapi yang pasti mereka memang melakukannya. Wakatoshi tak bisa bicara ataupun berkomentar apa-apa. Pandangan tanpa ekspresi itu terus tertuju pada Rintarou dan Osamu yang benar-benar pulas tertidur. Bahkan, Shirabu Kenjiro yang berdiri di belakang Wakatoshi—baru tiba di dalam kamar setelah dipanggil—hanya terdiam sama terkejutnya. Kenjiro melirik Wakatoshi di hadapannya, dia bingung ingin berkata apa karena sejak tadi pria alpha itu tak bicara apa-apa setelah memanggilnya kemari. Kenjiro beralih menatap Rintarou dan Osamu kemudian berkata, "Apa perlu saya panggilkan Hirugami-san, Tuan?" "Tidak perlu." Jawaban Wakatoshi lebih mengejutkan