Langsung ke konten utama

Part 395; Solasta

 Semuanya benar-benar berbeda dari apa yang Wakatoshi pikirkan. Ketika ia kembali ke Jepang setelah perjalanan bisnisnya beberapa hari, Wakatoshi melihat putranya sedang tertidur dengan keadaan tanpa busana bersama Osamu. Feromon keduanya yang menyelimuti kamar itu menandakan jika mereka memang melakukan itu tak lama ini. Entah kapan tapi yang pasti mereka memang melakukannya.

Wakatoshi tak bisa bicara ataupun berkomentar apa-apa. Pandangan tanpa ekspresi itu terus tertuju pada Rintarou dan Osamu yang benar-benar pulas tertidur.

Bahkan, Shirabu Kenjiro yang berdiri di belakang Wakatoshi—baru tiba di dalam kamar setelah dipanggil—hanya terdiam sama terkejutnya.

Kenjiro melirik Wakatoshi di hadapannya, dia bingung ingin berkata apa karena sejak tadi pria alpha itu tak bicara apa-apa setelah memanggilnya kemari. Kenjiro beralih menatap Rintarou dan Osamu kemudian berkata, "Apa perlu saya panggilkan Hirugami-san, Tuan?"

"Tidak perlu."

Jawaban Wakatoshi lebih mengejutkan Kenjiro. Menurutnya memanggil Hirugami Sachiro setelah melihat ini tentu adalah hal tepat karena Sachiro yang menangani percobaan yang dilakukan Osamu dan juga menangani masa rut Rintarou. Apalagi, Sachiro adalah teman sekaligus orang terpercaya Wakatoshi. Tapi, kenapa pria itu tak mau memanggil Hirugami?

"Aone." Wakatoshi menekan pin pada jas yang ia kenakan untuk memanggil bodyguard pribadinya. Tak lama, Aone Takanobu datang dari belakang Kenjiro kemudian membungkuk hormat pada Wakatoshi. "Bawa Osamu ke kamarnya."

Takanobu membungkuk mengerti kemudian membawa tubuh Osamu setelah ia tutupi dengan selimut lain yang Kenjiro berikan padanya. Ketika Takanobu melewati Wakatoshi, ia melihat sebuah tanda bergaris yang sedikit bercahaya mengelilingi leher Osamu yang tak tertutup selimut. "Tunggu." Wakatoshi menghentikan Takanobu, mendekat pada mereka kemudian memerintahkan Takanobu untuk membalikkan tubuh Osamu agar ia bisa melihat muasal tanda itu.

Begitu tubuh Osamu dibalikkan, Wakatoshi melihat tanda garis bercahaya itu keluar dari tanda gigitan di tengkuk lehernya. Bukan hanya Wakatoshi yang melihatnya, tetapi Kenjiro dan Takanobu juga melihat tanda yang bercahaya itu.

Tanda itu ....

"Tanda ditengkuk ibu indah sekali, apa aku bisa memilikinya juga?"

"Tanda seperti ini hanya dimiliki oleh omega, Wakatoshi. Seorang true alpha tidak mungkin memilikinya."

"Kenapa begitu?"

"Karena true alpha yang membuat tanda ini pada omega yang ditakdirkan untuknya, atau bisa dibilang fated mate."

"Jadi, ibu mendapatkan tanda itu dari ayah?"

"Benar, sayang. Setelah dilakukan bonding, seorang omega yang ditakdirkan akan memiliki tanda seperti ini."

Percakapan Wakatoshi dengan ibunya terlintas, tanda yang dimiliki Osamu sangat mirip dengan tanda yang dimiliki ibunya. Dan jika memang benar ... maka ....

Rintarou telah melakukan bonding pada Osamu.

Dan benar jika Osamu, adalah omega yang ditakdirkan untuk Rintarou.

"Kembali bawa Osamu ke kamarnya dan jika sudah sadar, suruh dia ke ruangan saya."

Takanobu membungkuk mengerti kemudian menjalankan perintahnya. Meninggalkan Wakatoshi, Kenjiro, dan Rintarou di sana. Kenjiro diam-diam mekirik Wakatoshi bingung karena dia tak tahu maksud dari tanda garis bercahaya pada leher Osamu tadi.

"Kenjiro." Wakatoshi memanggil.

"Ya, Tuan?"

"Rahasiakan ini dari Sachiro dan yang lain, begitu juga dengan Rintarou. Setelah Rintarou bangun, biasanya true alpha akan mengalami hilang ingatan selama rutnya."

Kenjiro tak menjawabnya karena dia sendiri masih tak mengerti dengan maksud tindakan Wakatoshi sekarang. Ketika Wakatoshi berniat meninggalkan kamar Rintarou, Kenjiro memberanikan diri bicara, "Maaf tuan jika saya lancang. Tapi menurut saya, Hirugami-san harus mengetahui hal ini karena beliau yang menangani percobaan Osamu. Karena dikhawatirkan ini akan menyebabkan masalah pada alpha—"

"Tidak perlu," potong Wakatoshi. Petinggi keluarga Ushijima itu menolehkan kepalanya untuk menatap Kenjiro memberinya peringatan kecil dengan tatapan matanya. "Karena Osamu telah kembali menjadi omega sepenuhnya."

Kenjiro membola mendengarnya, jika seperti itu tandanya percobaan itu gagal?

"Hirugami sudah tau jika percobaan itu gagal." Seperti tahu apa yang sedang Kenjiro pikirkan, Wakatoshi bicara seperti itu kemudian melanjutkan. "Namun tetap, Hirugami tidak boleh tahu kejadian ini."

"Karena dia pergi menemui Eita secara diam-diam dan tidak tahu apa tujuannya menemui Eita di Amerika."

"Dan siapa yang dia dukung, saya atau mereka."

Setelah mengatakan itu, Wakatoshi kembali melanjutkan langkahnya keluar dari kamar itu. Kenjiro langsung bergegas menyusul Wakatoshi dengan isi kepalanya yang masih berusaha mengerti ucapan Wakatoshi tadi.

Sedangkan Wakatoshi, kepalanya ini berisi banyak sekali pikiran tentang kejadian hari ini dan juga ketika dirinya berada di London untuk perjalanan bisnisnya.

Karena di sana, ia bertemu dengan Sakusa Hiroshi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Part 23; Solasta

  Suna Rintarou menghentikan mobil Chevrolet Camaro hitam miliknya tepat di depan sebuah gerbang mewah setinggi dua meter yang menjadi pintu masuk utama menuju ke kediaman Ushijima Wakatoshi; petinggi sekaligus pemilik Ushijima Group —dan juga papanya. Melihat siapa yang datang, dua orang pria yang bertugas menjaga gerbang langsung membukakan gerbang untuknya. Tak lupa membungkuk hormat untuk menyambut kedatangan sang tuan muda yang sudah lama tidak mengunjungi rumahnya. Melihatnya, Rintarou sedikit berdecih dalam hati karena dirinya tidak terlalu suka diperlakukan bak seorang pangeran—padahal faktanya; dirinya diperlakukan seperti seorang buangan . Diasingkan Bahkan tidak ada yang tahu siapa Suna Rintarou sebenarnya selain orang-orang tertentu yang sudah mendapatkan izin dari papanya untuk mengetahui siapa dirinya sebenarnya. Rintarou memarkirkan mobilnya di depan rumah setelah melewati air mancur besar yang berada di tengah-tengah halaman depan rumahnya. Dia dapat melihat beber

Part 128; Solasta

 Di tengah perjalanan mereka menuju apartemen Rintarou setelah membeli bahan makanan untuk satu minggu ke depan, Rintarou tiba-tiba mampir terlebih dahulu ke salah satu kedai kopi untuk membeli dua gelas kopi untuk mereka. Karena ia tidak tahu apakah Osamu menyukai kopi atau tidak, jadilah Rintarou akhirnya memilih vanilla latte untuk Osamu dan Americano untuk dirinya.     Setelah mengantri cukup lama, Rintarou kembali masuk ke dalam mobil dan memberikan segelas vanilla latte di tangannya pada Osamu. "Ini." Namun, Osamu tidak menerimanya dan malah menatap Rintarou kebingungan. "Buat lo, ambil." Sekali lagi Rintarou memberikan gelas itu pada Osamu dan akhirnya diterima oleh sang bodyguard.      "Terima kasih, Tuan Muda," ujarnya lalu memandang minuman itu di tangannya.      Awalnya Rintarou tidak menyadari itu karena ia sibuk meneguk americano miliknya sambil mengecek ponselnya yang menunjukkan pukul tujuh malam. Sampai ia kembali menoleh pada Osamu yang te

Part 40; Solasta

 Osamu berdiam diri di balik dinding yang terdapat di atas rooftop sebuah gedung bertingkat yang jaraknya berdekatan dengan Hotel Victorious berada. Mengamati acara pertemuan besar itu berlangsung dari atas gedung dengan menggunakan teleskop lipat di tangannya yang sengaja ia bawa di balik saku jubah hitam yang ia kenakan. Dari tempatnya berada, Osamu dapat melihat Wakatoshi sedang mengobrol dengan beberapa wanita bergaun mewah ditemani oleh Asahi di belakangnya yang bertugas mengawalnya di sana. Osamu lalu menggerakkan teleskopnya menuju ke arah lain untuk mengawasi di dalam ballroom itu yang dapat ia jangkau dari sana. Mencari sesuatu yang mencurigakan namun tidak ada yang ganjil di sana. Beberapa anggota tambahan dari divisi Sugawara sudah datang lima menit lalu dan langsung memulai tugasnya. Mengawasi di berbagai sudut yang memiliki kemungkinan adanya penyerangan tiba-tiba yang mungkin saja terjadi di sana dan beberapa tempat yang mudah untuk mengawasi keadaan di dalam hotel itu