Langsung ke konten utama

Part 400; Solasta

 Kozume Kenma menghentikan mobil Mercedes-Benz CLS-Class warna silver miliknya pada parkiran basement gedung perusahaan utama milik keluarga Ushijima. Pria beta itu mengecek penampilannya terlebih dahulu lalu meraih tab dan ponsel miliknya, sebelum memutuskan turun dari sana kemudian menekan tombol pada kunci mobilnya sampai berbunyi 'bib!' tanda jika mobilnya sudah terkunci.

Setelah memastikan semuanya aman, Kenma kemudian melangkahkan kakinya memasuki gedung bertingkat itu menuju ruang direktur utama yang berada di lantai paling atas. Tentu untuk mencapai lantai paling atas—dan paling istimewa karena tak sembarangan orang bisa mengakses lantai itu. Hanya pekerja kepercayaan Wakatoshi juga karyawan berpangkat tinggi yang memiliki kartu akses menuju lantai itu.

Jika boleh jujur, sebenarnya Kenma paling malas untuk menemui Wakatoshi di perusahaan—terlebih di perusahaan utama seperti sekarang ini. Suasana perusahaan utama benar-benar formal dan sangat sibuk, sampai Kenma harus memakai setelan jas hitam miliknya dan juga berpenampilan seformal mungkin—khas seorang pekerja kantor pada umumnya.

Ini tentu berbanding terbalik dengan penampilan Kenma sehari-hari yang biasanya hanya memakai celana olahraga dan hoodie ditambah rambut pirang-hitamnya yang selalu ia kuncir asal-asalan. Sekarang, rambutnya terikat sangat rapi bahkan Kenma memakaikan minyak rambut agar rambutnya bisa tertata rapi. Sehingga, para karyawan di perusahaan itu menganggap Kenma orang penting perusahaan meski tak ada yang tahu posisi Kenma sebenarnya.

Karena peran Kenma di sana dirahasiakan ditambah kepribadiannya yang tertutup. Mungkin jika Kenma tidak berpakaian formal seperti ini sekarang, dia akan disangka gelandang yang nyelonong masuk ke dalam gedung perusahaan.

Kenma menaiki lift umum untuk menuju lantai lima yang di sana terdapat lift khusus menuju lantai yang akan Kenma tuju. Menunggu sampai pintu lift terbuka, Kenma menunggu bersama beberapa karyawan yang sebagian adalah para gadis yang sedikit-sedikit mencuri pandang padanya.

Meski Kenma terlihat cuek dan tak peduli sekitarnya, sejujurnya dia menyadari jika gadis-gadis di belakangnya sedang membicarakannya. Kenma tak ambil pusing dengan itu, dan memilih menunggu pintu lift terbuka.

Ting!

"Tunggu!"

Ketika Kenma dan para pekerja sudah masuk ke dalam dan pintu lift akan tertutup, seorang gadis terlihat berlari menuju lift tersebut sehingga Kenma—yang kebetulan berada di dekat pintu—menahan lift itu agar gadis itu bisa masuk ke dalam.

"Te—terima kasih," ujar gadis itu setelah berhasil masuk ke dalam dan membungkukkan tubuhnya untuk berterima kasih.

Kenma hanya mengangguk kecil.

Melihat tindakan Kenma tentu membuat para gadis saling berbisik-bisik.

Ting!

Ketika lift sampai di lantai empat, pintu terbuka kembali.

Melihat Shirabu Kenjiro di sana, Kenma hanya membuang pandangannya dari pria itu. Berpura-pura tidak mengenalinya karena para pekerja di dalam lift mengenal Shirabu Kenjiro—dilihat dari mereka yang menyapa Kenjiro ketika pria itu masuk ke dalam.

Kenjiro pun hanya bersikap biasa dan berdiri bersebelahan dengan Kenma sampai lift tersebut sampai di lantai lima, dan mereka keluar bersama-sama.

Berjalan beriringan menuju lift khusus tanpa ada yang bicara sama sekali.

Sampai, suara Kenjiro terdengar untuk membuka obrolan. "Sepertinya para gadis di dalam lift membicarakanmu, Kozume-san," ucapnya. "Apa yang kau lakukan sampai membuat mereka membicarakan orang cuek tanpa ekspresi sepertimu?"

"Ternyata orang cuek tanpa ekspresi sepertimu menyadari jika orang sekitar sedang membicarakan orang lain, ya, Shirabu-san," jawab Kenma membalikkan sebutan orang cuek tanpa ekspresi yang Kenjiro katakan.

Membuat sang sekretaris berdecak pelan. "Tuan Besar sudah menunggumu dari tadi."

"Maaf, jalanan macet sore ini," jawab Kenma. "Dan aku mampir ke rumah Tuan Besar untuk bertemu Osamu."

"Osamu sudah bangun?" tanya Kenjiro.

Mendengar tanggapan Kenjiro membuat Kenma mengerutkan keningnya bingung. Kenapa pria itu bereaksi seperti Osamu tidur cukup lama dan baru bangun hari ini?

"Apa maksudmu sudah bangun?" tanya Kenma.

Menyadari jika Kenma mencurigai tanggapannya, Kenjiro buru-buru menjelaskan agar Kenma tidak mencurigai dirinya. "Maksudku, Osamu sudah bangun dari tidur siangnya? Aku dengar dari pelayan rumah, Osamu menginap di rumah Tuan Besar dan belum kembali ke apartemen. Aku sempat kembali ke rumah untuk mengambil berkas dan melihat jika Osamu sedang tidur siang," jelasnya berbohong. Kenjiro menutupi gelagatnya agar tak terbaca Kenma dengan meng-scan kartu miliknya pada lift khusus itu sehingga mereka bisa mengakses lantai dimana ruang Wakatoshi berada.

Tapi, Kenma tetap tahu jika ada yang sedang disembunyikan oleh Kenjiro. Namun, Kenma hanya merespons dengan anggukan seolah ia percaya dengan penjelasan Kenjiro.

"Belum, Osamu belum bangun."

"Begitu ...."

Mereka tak bicara lagi setelahnya sampai tiba di dalam ruangan megah milik Wakatoshi. Di luar ruangan, terlihat Aone Takanobu dan seorang pengawal lain yang menjaga ruangan tersebut dan ketika melihat Kenjiro dan Kenma, mereka langsung membungkuk hormat dan mempersilahkan keduanya masuk ke dalam setelah mendapat izin dari Wakatoshi.

Ushijima Wakatoshi terlihat tengah duduk di kursi kerjanya dengan setumpuk berkas di atas meja. Tangan dan matanya terlihat aktif bergerak dari berkas satu keberkas lainnya, sebelum akhirnya berhenti ketika melihat Kenma dan Kenjiro yang sudah berdiri di hadapannya sambil membungkuk hormat.

Tanpa basa-basi, Wakatoshi langsung bicara setelah menaruh pulpen dan berkasnya. "Bagaimana hasilnya?"

"Saya sudah mencari informasi yang anda inginkan, Tuan." Kenma memberikan tab miliknya pada Kenjiro untuk ia berikan pada Wakatoshi. Pada layar tab itu, menampilkan informasi tentang keluarga Shimizu dan foto-foto yang berhasil Kenma dapatkan.

Lengkap, dan sangat akurat.

"Seperti yang diberitakan, bahwa keluarga Shimizu menjadi salah satu keluarga yang memiliki anak yang dapat memiliki keturunan true-alpha. Shimizu Kenzo dan Shimizu Aiko memiliki dua orang anak bernama Shimizu Kiyoko seorang sub-alpha wanita dan Shimizu Atsumu seorang omega." Kenma menjelaskan informasi yang dia dapatkan. "Shimizu Kiyoko kini bekerja sebagai model, dan menjadi brand ambassador salah satu produk yang diproduksi oleh keluarga Sakusa, dan single. Brand pakaian yang dikelola keluarga Shimizu pun memiliki kerja sama yang baik dengan keluarga Sakusa. Bisa dibilang, mereka sudah menjadi rekan bisnis sejak lama."

"Sedangkan Shimizu Atsumu masih kuliah, dia berada di Amerika sekarang. Meski tidak banyak diberitakan tapi Shimizu Atsumu adalah kekasih dari Sakusa Kiyoomi, cucu dari Sakusa Hiroshi. Mereka akan bertunangan dekat-dekat ini."

Wakatoshi mendengar penjelasan Kenma sambil membaca informasi yang berada di tab tersebut dengan cermat. Dari informasi tentang Keluarga Shimizu yang lebih lengkap dari apa yang dijelaskan Kenma, profil Shimizu Kiyoko dan—

Wakatoshi terdiam ketika melihat profil Shimizu Atsumu dan foto yang tertera di sana. Foto seorang pria yang terlihat sangat mirip dengan Osamu namun dengan warna rambut yang berbeda. Kenjiro yang berada di samping Wakatoshi dan tak sengaja melihat layar tab sama terkejutnya melihat foto profil Shimizu Atsumu yang sangat mirip dengan Osamu—bahkan, Kenjiro senpat berpikir jika itu Osamu.

"Setelah mendapat informasi keluarga Shimizu, saya sedikit tertarik dengan Shimizu Atsumu yang mungkin Tuan Besar pun akan setuju jika Shimizu Atsumu mirip dengan Osamu setelah melihat foto profilnya."

Wakatoshi mengangkat pandangannya. "Apa kau menemukan informasi penting tentang Shimizu Atsumu?"

"Sayangnya saya tidak bisa mendapatkan informasi penting tentang Shimizu Atsumu. Semua data hanya merujuk jika Shimizu Atsumu adalah putra bungsu dari keluarga Shimizu." Kenma melanjutkan, "Melihat jika Osamu berada di pelelangan, tanpa memiliki keluarga dan mempunyai riwayat trauma. Firasat saya mengatakan—"

"Jika Shimizu Atsumu memiliki hubungan dengan Osamu?" potong Wakatoshi, pria alpha itu menyimpan tab di atas meja kemudian melanjutkan. "Dan Osamu, kemungkinan adalah anak dari keluarga Shimizu?"

Kenma menggeleng. "Shimizu Atsumu bukanlah anak dari Shimizu Kenzo dan Shimizu Aiko."

"Atsumu dan Osamu, adalah saudara kembar."


*


*


*


*


*


Ia memandang jalan raya yang ramai pada malam hari dari balik jendela. Memikirkan hal yang sama berulang kali selama bertahun-tahun dan cukup menghantuinya—mungkin sampai ia berhasil menemukan seseorang yang sudah lama berpisah dengannya, dan selama ini ia cari.

Namun, sudah berbagai tempat ia cari. Berbagai cara ia gunakan, tak ada satupun yang berhasil mempertemukan dirinya dengan orang itu.

Melihatnya yang melamun, sang bodyguard pribadinya yang diberikan sang kekasih untuk menjaganya bertanya. "Apa anda baik-baik saya Tuan?"

Ia mengerjab, kemudian tersenyum kecil dan menjawab, "Aku baik-baik saja."

"Apa anda masih ingin pergi ke panti asuhan lain di kota ini, Tuan?"

Ia menggeleng kecil. "Tidak, cukup sampai sini hari ini. Antarkan aku kembali ke apartemen saja."

"Baik, Tuan."

Sang bodyguard kembali melanjutkan mobilnya membelah jalan kota yang ramai menuju apartemen. Selama perjalanan ia hanya melamun sambil menatap keluar jendela. Menyandarkan tubuhnya yang lelah sambil menggenggam liontin berbentuk bulat yang di dalamnya terdapat sebuah foto dirinya dengan orang yang dia cari selama ini.

"Kalian harus janji sama Mama, apapun yang terjadi, kalian harus tetap bersama dan saling melindungi, ya?"

"Tsumu janji engga akan ninggalin Samu."

Kamu di mana, Samu?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Part 23; Solasta

  Suna Rintarou menghentikan mobil Chevrolet Camaro hitam miliknya tepat di depan sebuah gerbang mewah setinggi dua meter yang menjadi pintu masuk utama menuju ke kediaman Ushijima Wakatoshi; petinggi sekaligus pemilik Ushijima Group —dan juga papanya. Melihat siapa yang datang, dua orang pria yang bertugas menjaga gerbang langsung membukakan gerbang untuknya. Tak lupa membungkuk hormat untuk menyambut kedatangan sang tuan muda yang sudah lama tidak mengunjungi rumahnya. Melihatnya, Rintarou sedikit berdecih dalam hati karena dirinya tidak terlalu suka diperlakukan bak seorang pangeran—padahal faktanya; dirinya diperlakukan seperti seorang buangan . Diasingkan Bahkan tidak ada yang tahu siapa Suna Rintarou sebenarnya selain orang-orang tertentu yang sudah mendapatkan izin dari papanya untuk mengetahui siapa dirinya sebenarnya. Rintarou memarkirkan mobilnya di depan rumah setelah melewati air mancur besar yang berada di tengah-tengah halaman depan rumahnya. Dia dapat melihat beber

Part 128; Solasta

 Di tengah perjalanan mereka menuju apartemen Rintarou setelah membeli bahan makanan untuk satu minggu ke depan, Rintarou tiba-tiba mampir terlebih dahulu ke salah satu kedai kopi untuk membeli dua gelas kopi untuk mereka. Karena ia tidak tahu apakah Osamu menyukai kopi atau tidak, jadilah Rintarou akhirnya memilih vanilla latte untuk Osamu dan Americano untuk dirinya.     Setelah mengantri cukup lama, Rintarou kembali masuk ke dalam mobil dan memberikan segelas vanilla latte di tangannya pada Osamu. "Ini." Namun, Osamu tidak menerimanya dan malah menatap Rintarou kebingungan. "Buat lo, ambil." Sekali lagi Rintarou memberikan gelas itu pada Osamu dan akhirnya diterima oleh sang bodyguard.      "Terima kasih, Tuan Muda," ujarnya lalu memandang minuman itu di tangannya.      Awalnya Rintarou tidak menyadari itu karena ia sibuk meneguk americano miliknya sambil mengecek ponselnya yang menunjukkan pukul tujuh malam. Sampai ia kembali menoleh pada Osamu yang te

Part 40; Solasta

 Osamu berdiam diri di balik dinding yang terdapat di atas rooftop sebuah gedung bertingkat yang jaraknya berdekatan dengan Hotel Victorious berada. Mengamati acara pertemuan besar itu berlangsung dari atas gedung dengan menggunakan teleskop lipat di tangannya yang sengaja ia bawa di balik saku jubah hitam yang ia kenakan. Dari tempatnya berada, Osamu dapat melihat Wakatoshi sedang mengobrol dengan beberapa wanita bergaun mewah ditemani oleh Asahi di belakangnya yang bertugas mengawalnya di sana. Osamu lalu menggerakkan teleskopnya menuju ke arah lain untuk mengawasi di dalam ballroom itu yang dapat ia jangkau dari sana. Mencari sesuatu yang mencurigakan namun tidak ada yang ganjil di sana. Beberapa anggota tambahan dari divisi Sugawara sudah datang lima menit lalu dan langsung memulai tugasnya. Mengawasi di berbagai sudut yang memiliki kemungkinan adanya penyerangan tiba-tiba yang mungkin saja terjadi di sana dan beberapa tempat yang mudah untuk mengawasi keadaan di dalam hotel itu