Langsung ke konten utama

Part 261; Solasta

 Sugawara Koshi menatap sekeliling basement apartemen tempat Rintarou tinggal setelah mendapat kabar dari Kenma jika Shoyou berada di unit apartemen Rintarou karena Osamu menemukan pria itu pingsan di dekat gedung apartemen. Langkahnya terdengar terburu-buru menuju lift karena khawatir dengan keadaan Shoyou yang katanya tidak baik-baik saja apalagi, baru pertama kali hal ini terjadi pada Shoyou.

Sepertinya sesuatu terjadi pada Shoyou ketika pria itu menjalankan tugas bersama Asahi. Entah apa itu tapi yang pasti, itu bukanlah sesuatu yang baik-baik saja.

Koshi membenarkan letak kacamata hitam serta masker yang ia pakai untuk menutupi identitasnya ketika ia masuk ke dalam lift yang kosong. Menekan tombol di mana lantai unit apartemen Rintarou berada kemudian pintu lift tertutup.

"Tunggu!"

Mendengar suara seseorang dari luar, Koshi segera menahan pintu lift yang akan tertutup agar pria yang tadi berteriak bisa masuk. Pria itu terlihat tergesa-gesa kemudian membungkuk pada Koshi dan mengucapkan terima kasih karena telah membantunya. Melihat dengan seksama, Koshi menyadari jika pria itu adalah teman kecil Rintarou yang sempat Dachi ceritakan. Koshi ingat sekali karena bentuk rambut pria itu sangat mencolok.

Kuroo Tetsurou, ya? Batin Koshi.

Tapi tidak mungkin juga Koshi langsung menyapa pria itu. Tetsurou tidak mungkin mengenalinya karena Koshi jarang sekali mengunjungi Rintarou. Tetsurou juga pasti lebih mengenal Daichi karena rekannya itu adalah wali Rintarou sejak sekolah dan pasti dikenal oleh teman-teman Rintarou.

Untuk itulah, Koshi memilih berdiam diri sampai lift tiba di lantai tujuannya.

"Yo Bokuto, apa? Sekarang?"

Suara Tetsurou terdengar, Koshi melirik pria itu sebentar dan melihat jika pria itu sedang menelepon. "Hhh ... gue baru aja sampe apart, capek anjir gue baru selesai kelas."

"Ya lo ajak Akaashi lah anjir gimana sih—hah? Yeu budek, ajak pacar lo, si Akaashi. Pacar lo Akaashi Keiji, kan? Apa ganti?" Tawanya kemudian terdengar. "Siapa tau kan anjir. Iya iya, gue mau mandi dulu nanti ke lo, dih? Lo aja kali chat Suna. Yeu mentang-mentang gue seapart. Iya iya ... nanti gue kabarin lagi. Kalau engga lo aja sana berdua sama Tsuki."

Koshi dapat mendengar nama Rintarou disebut olehnya. Apa itu? Apa Tetsurou akan pergi ke apartemen Rintarou? Atau dia mau mengajak Rintarou pergi?

Namun, pintu lift berhenti di salah satu lantai sebelum lantai tempat unit apartemen Rintarou berada. Tetsurou lalu keluar dari dalam lift setelah membungkuk kecil pada Koshi.

Jadi Tetsurou tinggal di lantai ini?


*


*


*


Osamu merasa genggaman tangan Shoyou pada lengannya mengerat dan juga gemetar. Sejak Osamu menemukan tubuh pingsan pria itu di dekat taman gedung apartemen saat ia membuang sampah, tubuh Shoyou terlihat gemetar juga napasnya yang naik turun dengan cepat. Keringat dingin membasahi wajah dan tubuhnya seperti pria beta itu habis dikejar sesuatu sampai kehabisan tenaga.

Genggaman Shoyou padanga benar-benar erat sampai Osamu tidak bisa meninggalkan pria itu. Meksi bisapun sepertinya Osamu enggan meninggalkan pria itu karena sangat khawatir. Baru kali ini Osamu melihat Shoyou yang biasanya ceria dan penuh semangat terlihat sangat ketakutan.

Apa terjadi sesuatu di pertemuan Tuan Besar? Batin Osamu.

Kret ....

Pintu kamar Osamu terbuka oleh Rintarou yang membawa baskom kecil berisi air dan handuk kecil. "Masih belum bangun?" tanya Rintarou seraya menghampiri Osamu dan menyimpan baskom itu di atas nakas tepat di samping Osamu.

Osamu menggeleng. "Belum," jawabannya lalu meraih lengan Rintarou dengan tangannya yang bebas untuk berdiri di sampingnya. Membawa tangan itu untuk menyentuh lengan Shoyou. "Tangan Hinata-san gemetar dari tadi, aku ... sangat khawatir."

Rintarou cukup terkejut begitu merasakannya. Ia kemudian menyentuh kening Shoyou yang basah oleh keringat untuk mengecek suhu tubuhnya. "Panas, kayaknya dia demam," ujar Rintarou lalu kembali bada baskom berisi air dan handuk kecil yang dia bawa. Handuk kecil yang sudah basah itu Rintarou remas sampai air yang menyerap sedikit berkurang kemudian meletakkan handuk tersebut pada kening Shoyou; mengompresnya.

"Kak Suga mau dateng ke sini sekalian cek kondisi Shoyou."

"Kenapa engga panggil dokter saja?" tanya Osamu.

Melihat tatapan mata Osamu yang berkaca karena khawatir pada Shoyou membuat Rintarou tersenyum kecil, kemudian mengelus pelan helai rambut keabuan milik pria itu. "Lo khawatir banget sama Shoyou ya, Sam?" tanya Rintarou yang kemudian dijawab oleh anggukan Osamu. "Tenang aja ya? Kak Suga pernah sekolah kedokteran, jadi dia yang bakal cek Shoyou. Dokter pribadi keluarga Ushijima juga lagi ngga di Jepang, makanya Kenma nyuruh Kak Suga ke sini."

Osamu tahu dokter pribadi keluarga Ushijima yang Rintarou sebutkan itu siapa, tapi Osamu tidak tahu jika Dokter Sachiro sedang tidak berada di Jepang. Pantas saja setelah pemeriksaan terakhir dirinya, Sachiro tidak menghubunginya lagi.

"Jadi tenang aja, oke? Shoyou bakal baik-baik aja kok, percaya sama gue." Rintarou mengelus sisi wajah Osamu untuk membuat pria itu tidak merasa cemas lagi. Melihat tatapan lembut Rintarou entah kenapa membuat persaaan cemas Osamu sedikit ringan. Pria omega itu mengangguk kecil sambil tersenyum. Tentu membuat Rintarou tak bisa menahan diri untuk mencubit pipi gempalnya.

"Aduh Rinta—"

Ting nong!

Bel apartemen Rintarou berbunyi. "Kayaknya Kak Suga udah dateng."

"Biar aku yang buka—"

Rintarou menahan bahu Osamu yang akan bangkit dari duduknya. Menahannya untuk tetap di sana dan biar Rintarou yang membukakan pintu. Lagipula, Osamu tidak mungkin membukakan pintu dengan kondisi tangannya yang terus digenggam oleh Shoyou. Osamu akhirnya membiarkan Rintarou yang membukakan pintu untuk Koshi dan tak lama, Rintarou kembali terlihat memasuki kamarnya bersama Sugawara Koshi yang sudah melepas masker dan kacamatanya.

"Selamat malam Sugawara-san."

Osamu bangkit dari tempatnya duduk untuk menyapa Koshi tetapi langsung ditahan oleh Koshi. "Malam juga, Osamu. Tidak perlu ke sini, lihat tanganmu," balasnya tersenyum ramah kemudian menghampiri Osamu. "Gimana kabarmu, Osamu? Udah lama ya kita engga ketemu."

"Saya baik-baik saja, bagaimana dengan anda?"

"Baik, juga."

Rintarou pikir Osamu akan bicara non-formal pada Koshi seperti dirinya pada Rintarou. Tapi sepertinya, Osamu hanya melakukan itu pada Rintarou karena Koshi adalah rekan kerja Osamu. Apalagi jabatan Koshi yang sebagian ketua divisi dua.

Koshi mulai memeriksa kondisi Shoyou lalu membantu Osamu untuk melepaskan genggaman mereka. Awalnya cukup sulit karena Shoyou yang sepertinya tidak mau melepaskan Osamu dari alam bawah sadarnya namun kemudian akhirnya berhasil setelah Koshi membisikkan kalimat-kalimat penenang pada telinga Shoyou. Seperti memberinya sugesti ke bawah alam sadarnya agar Shoyou bisa kembali seperti semula.

Koshi memang memiliki keahlian itu. Caranya bicara mampu membuat orang lain yang mendengarnya seperti terhipnotis dan mengikuti apa yang Koshi perintahkan. Itu karena Koshi mampu membaca situasi dan mengendalikan pembicaraan. Untuk itulah Wakatoshi mempercayakan tugas divisi dua pada Koshi. Dengan kemampuannya, Koshi mampu memimpin dan mengolah usaha legal di luar yang keluarga Ushijima kelola.

Jika Sugawara Koshi mengelola usaha legal, maka Sawamura Daichi berada di sebaliknya. Tugas divisi satu yang Daichi pegang berada di bawah tanah yang tentu sangat rahasia dan illegal. Berbagai transaksi selalu dilakukan olehnya ditemani oleh divisi tigas yang dipimpin oleh Hinata Shoyou dengan tugasnya menjadi bodyguard bayangan sekaligus mata-mata juga assassin jika diperlukan. Shoyou menjaga segalanya secara diam-diam sedang Azumane Asahi di divisi empat menjadi bodyguard langsung yang menjaga Wakatoshi dan semuanya—rumah, perusahaan, Rintarou, dan lain-lain—di muka umum.

Semua yang dilakukan oleh keempat divisi dijaga dan diarahkan oleh Kozume Kenma di divisi lima.

"Baru kali ini aku melihat kondisi Hinata seperti ini," ujar Koshi setelah memeriksa kondisi Shoyou. Tubuh Shoyou sudah sedikit lebih rileks dan tidak gemetar seperti sebelumnya. Deruan napasnya juga sudah lebih stabil dari sebelumnya. "Hinata tidak pernah seperti ini sebelumnya."

"Benar," timpal Rintarou. Pria alpha itu juga sebenarnya cukup terkejut melihat kondisi Shoyou. Dari kelima ketua divisi yang ada, Rintarou cukup dekat dengan Shoyou dan Kenma karena jarak umur mereka yang tidak terpaut jauh. Sejak masih sekolah, Shoyou adalah pribadi yang periang, tidak pernah sekalipun seperti ini.

"Tapi kalau diingat lagi, dulu waktu Hinata pertama kali datang, dia cukup pendiam dan sulit bersosialisasi sampai dia berusaha untuk menjadi Hinata yang kita kenal sekarang," ujar Koshi.

"Pertama kali datang?" Rintarou menatap Koshi bingung. "Maksudnya?"

"Hinata diadopsi oleh Daichi disalah satu panti asuhan atas perintah Tuan Besar. Beberapa bulan sebelum Tuan Besar membawamu di rumah, Tuan Muda."

Kedua mata Osamu membulat. Cukup terkejut mendengar jika Hinata tinggal di panti asuhan selama ini.

"Gue baru tahu ...."

"Yah itu memang dirahasiakan, tapi bukan rahasia lagi bagi orang-orang yang sudah tahu," canda Koshi. "Sebenarnya, sebelum kami datang dan bekerja untuk keluarga Ushijima, hidup kami tidak bisa dikatakan layak. Tuan Besar yang membantu kami, mengulurkan tangan, sampai kami semua berkumpul di sini dan bekerja untuk beliau." Koshi sedikit bercerita pada mereka. "Akupun dulunya hanya seorang pencuri dengan menghipnotis orang. Entah itu keberuntungan atau kesialan, aku mentargetkan orang yang salah, yaitu Tuan Besar."

Rintarou tertawa mengejek. "Papa engga akan mempan sama itu."

"Benar, aku hampir mati ditangan Tuan Besar, dulu. Tapi syukurlah tidak seperti itu," kekehnya.

Osamu hanya diam mendengarkan cerita Koshi yang mengingatkan dirinya dengan masa lalunya. Mengingatkan masa lalu buruknya yang entah apa itu Osamu tidak dapat mengingatnya dengan jelas. Entah memang dirinya tak ingat atau tak mau mengingatnya. Yang Osamu ingat, saat itu, dirinya berada di tempat pelelangan setelah kabur dari seseorang. Tubuh kecilnya ditawar oleh sejumlah uang yang semakin besar bertambah sampai akhir terhenti oleh nominal harga yang Wakatoshi ajukan.

Wakatoshi telah menyelamatkan Osamu.

Dan memberinya kehidupan.

"Oh ya, sepertinya teman anda akan ke sini untuk mengajak anda pergi, Tuan Muda." ucap Koshi.

"Temen?"

"Iya, hmm siapa ya namanya—ah! Kuroo-san."

"Kuroo?" Kening Rintarou mengkerut. "Mau ngapain emangnya?"

Koshi mengangkat bahunya tak tahu. "Coba anda cek ponsel anda siapa tahu Kuroo-san menghubungi anda. Saya berpapasan dengannya di lift, tapi dia tidak tahu kalau saya kenal anda, Tuan Muda."

"Coba deh gue cek HP dulu." Rintarou keluar dari kamar Osamu menuju kamarnya.

"Sebaiknya kita juga keluar, biarkan Hinata beristirahat sebentar sampai dia bangun."

Osamu mengangguk menyetujui ucapan Koshi. Mereka berdua keluar dari kamar Osamu dan membiarkan Shoyou beristirahat dengan tenang.


*


*


*


Hinata!

Kageyama ....

Itu kamu kan ... Hinata?

Tidak mungkin ....

Hinata tunggu!

Tidak, tidak mungkin ....

Hinata!

Tidak mungkin dia ... adalah salah satu anak buah keluarga Sakusa ....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Part 23; Solasta

  Suna Rintarou menghentikan mobil Chevrolet Camaro hitam miliknya tepat di depan sebuah gerbang mewah setinggi dua meter yang menjadi pintu masuk utama menuju ke kediaman Ushijima Wakatoshi; petinggi sekaligus pemilik Ushijima Group —dan juga papanya. Melihat siapa yang datang, dua orang pria yang bertugas menjaga gerbang langsung membukakan gerbang untuknya. Tak lupa membungkuk hormat untuk menyambut kedatangan sang tuan muda yang sudah lama tidak mengunjungi rumahnya. Melihatnya, Rintarou sedikit berdecih dalam hati karena dirinya tidak terlalu suka diperlakukan bak seorang pangeran—padahal faktanya; dirinya diperlakukan seperti seorang buangan . Diasingkan Bahkan tidak ada yang tahu siapa Suna Rintarou sebenarnya selain orang-orang tertentu yang sudah mendapatkan izin dari papanya untuk mengetahui siapa dirinya sebenarnya. Rintarou memarkirkan mobilnya di depan rumah setelah melewati air mancur besar yang berada di tengah-tengah halaman depan rumahnya. Dia dapat melihat beber

Part 128; Solasta

 Di tengah perjalanan mereka menuju apartemen Rintarou setelah membeli bahan makanan untuk satu minggu ke depan, Rintarou tiba-tiba mampir terlebih dahulu ke salah satu kedai kopi untuk membeli dua gelas kopi untuk mereka. Karena ia tidak tahu apakah Osamu menyukai kopi atau tidak, jadilah Rintarou akhirnya memilih vanilla latte untuk Osamu dan Americano untuk dirinya.     Setelah mengantri cukup lama, Rintarou kembali masuk ke dalam mobil dan memberikan segelas vanilla latte di tangannya pada Osamu. "Ini." Namun, Osamu tidak menerimanya dan malah menatap Rintarou kebingungan. "Buat lo, ambil." Sekali lagi Rintarou memberikan gelas itu pada Osamu dan akhirnya diterima oleh sang bodyguard.      "Terima kasih, Tuan Muda," ujarnya lalu memandang minuman itu di tangannya.      Awalnya Rintarou tidak menyadari itu karena ia sibuk meneguk americano miliknya sambil mengecek ponselnya yang menunjukkan pukul tujuh malam. Sampai ia kembali menoleh pada Osamu yang te

Part 40; Solasta

 Osamu berdiam diri di balik dinding yang terdapat di atas rooftop sebuah gedung bertingkat yang jaraknya berdekatan dengan Hotel Victorious berada. Mengamati acara pertemuan besar itu berlangsung dari atas gedung dengan menggunakan teleskop lipat di tangannya yang sengaja ia bawa di balik saku jubah hitam yang ia kenakan. Dari tempatnya berada, Osamu dapat melihat Wakatoshi sedang mengobrol dengan beberapa wanita bergaun mewah ditemani oleh Asahi di belakangnya yang bertugas mengawalnya di sana. Osamu lalu menggerakkan teleskopnya menuju ke arah lain untuk mengawasi di dalam ballroom itu yang dapat ia jangkau dari sana. Mencari sesuatu yang mencurigakan namun tidak ada yang ganjil di sana. Beberapa anggota tambahan dari divisi Sugawara sudah datang lima menit lalu dan langsung memulai tugasnya. Mengawasi di berbagai sudut yang memiliki kemungkinan adanya penyerangan tiba-tiba yang mungkin saja terjadi di sana dan beberapa tempat yang mudah untuk mengawasi keadaan di dalam hotel itu