Langsung ke konten utama

Part 158; Solasta

 "Eh?" Langkah Osamu terhenti begitu ia akan menaiki lift menuju unit apartemen Rintarou yang berada di lantai atas ketika melihat Kozume Kenma berdiri di hadapannya menunggu pintu lift terbuka sambil memainkan ponselnya dengan sebelah tangan karena tangannya yang satu lagi memegang sebuah iPad. Belum menyadari kehadiran Osamu di sana sampai suara Osamu kembali terdengar untuk berbicara. "Kozume-san?"

    Begitu mendengarnya, Kenma langsung menolehkan pandangannya dari ponsel kepada Osamu di samping. "Kebetulan ketemu di sini."

    "Apa anda mencari saya?" tanya Osamu melanjutkan langkahnya yang terhenti agar berdiri lebih dekat dengan Kenma.

    "Ya, maaf ngga ngabarin kamu sebelumnya. Aku pikir kamu pasti ada di apartemen Tuan Muda makanya aku langsung ke mari." Kenma melihat tote bag yang di bawa Osamu di salah satu tangannya sekilas lalu melanjutkan, "Sepertinya kamu habis dari luar?"

    "Iya, saya membeli beberapa bahan makanan yang habis untuk makan malam, saya pergi bersama salah satu anggota divisi empat yang berjaga di luar," jawab Osamu.

    "Begitu."

    Ting!

    Tak lama, lift di hadapan mereka terbuka. "Kalau begitu mari bicara di apartemen Tuan Muda. Ada yang harus aku bicarakan denganmu, Osamu."

    Osamu mengangguk mengerti lalu mengikuti langkah Kenma memasuki lift tersebut untuk menuju ke lantai atas. Tidak ada yang berbicara lagi setelahnya sampai mereka benar-benar tiba di dalam unit apartemen Rintarou. Kenma memang tidak banyak bicara seperti ketua divisi lainnya begitu pula dengan Osamu. Sehingga tak aneh jika tak ada yang mereka bicarakan selain sesuatu yang penting saja.

    "Silahkan, Kozume-san." Osamu mempersilahkan Kenma untuk duduk lalu pergi ke arah dapur untuk membuat dua gelas orange juice dan membawakan beberapa cemilan untuk mereka. Setelah menyimpannya di atas meja, Osamu lalu duduk di salah satu sofa tunggal di samping Kenma. "Silahkan diminum, Kozume-san."

    "Makasih," jawabnya lalu meraih gelas jus jeruk itu dan meminumnya. Osamu memperhatikan penampilan Kenma yang terlihat santai dan benar-benar berbeda dengan ketua divisi yang lainnya. Bahkan sepertinya, penampilannya tak ada bedanya dengan di rumah. Celana training dan hoddie juga rambut kuning-hitamnya yang diikat asal sehingga rambut bagian bawahnya yang tak terikat dibiarkan tergerai. Walaupun begitu, entah kenapa terlihat sangat cocok untuk Kenma.

    Osamu tahu tugas Kenma memang jarang sekali berada di lapangan dan berhubungan langsung dengan targetnya. Kenma lebih sering menyelidikinya dari jauh melalui data dan bukti secara digital. Kenma juga yang memantau jalannya misi dari kejauhan. Mengarahkan mereka satu persatu dari tempatnya berada.

    Untuk itulah, banyak anggota dari divisi lain yang tak mengenalnya.

    Tak mengetahui sosok yang menjadi mata mereka saat ini.

    "Osamu, apa kamu masih mengingat soal penyerangan di hotel Victorious beberapa bulan lalu?" tanya Kenma. Osamu terdiam sebentar untuk mengingat kembali kejadian yang membuatnya terluka saat itu lalu mengangguk sebagai jawaban. "Sebenarnya, kami masih menyelidiki kasus itu karena penyerangan itu ditujukan kepada Tuan Besar dan ada kemungkinan akan terjadi penyerangan lagi." Kenma mulai menjelaskan. "Tapi kami masih belum mengetahui alasannya, makanya aku dan beberapa anak buah Shoyo sedang mencari orang-orang yang terlibat. Karena kamu sempat menghadapi kelompok mereka, makanya aku ke mari."

    Kenma memberikan iPad miliknya pada Osamu yang menampilkan sebuah foto yang sedikit buram namun masih terlihat sedikit jelas ada seseorang yang memakai jubah hitam namun tak menggunakan tudung sehingga rambut seseorang itu terlihat. Warna rambutnya yang cukup terang terlihat jelas di dalam kegelapan itu. Dan saat Osamu memperhatikan wajah orang itu dengan seksama—meski dari samping dan sangat buramOsamu mengingat jika mereka adalah orang yang sama.

    "Apa orang ini yang menyerangmu dulu?"

    "Sayang sekali, padahal aku ingin bersenang-senang denganmu lebih lama. Tapi sepertinya ada sesuatu yang terjadi pada tubuhmu ya, Omega?"

    Osamu mengangguk. "Ya, saya masih ingat meskipun tidak melihat wajahnya dengan jelas saat itu. Tapi, warna rambutnya ... sama." Osamu meneguk air liurnya susah payah saat merasakan jantungnya berdebar sesak dan tak nyaman. Mengingat jika orang itu mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Menyadari feromon omeganya saat itu dan menyadari jika tubuhnya tidak baik-baik saja saat itu.

    Kenma menyadari perubahan raut wajah Osamu yang mungkin jika orang lain lihat, pria itu hanya berwajah datar saja; tanpa menunjukkan ekspresi apa-apa. Tapi bagi Kenma, ada yang aneh dari perubahan raut wajah Osamu sekarang. Pria itu ... sepertinya sedang khawatir.

    Kenma meraih ponselnya kembali lalu menunjukkan foto lain pada Osamu. Kali ini, gambarnya cukup jelas diambil dari kamera CCTV yang terpasang di dalam gedung apartemen ini. Pria di dalam foto itu terlihat sedang berjalan di koridor memakai pakaian santai dan wajahnya hanya terlihat dari samping, tetapi warna rambutnya sangat terlihat mirip dengan seseorang difoto sebelumnya.

    "Apa kamu merasakan kemiripan dari foto ini dan foto sebelumnya?" tanya Kenma.

    "Warna rambut mereka sama," jawab Osamu.

    "Ya, benar." Kenma membenarkan. "Ada kemungkinan kedua foto ini adalah orang yang sama dan orang itu entah secara sengaja atau tidak sengaja tinggal di apartemen ini." Kenma menatap Osamu sebentar sebelum melanjutkan, "Aku sudah mencoba mencari data semua penghuni apartemen ini, tetapi tidak ada data miliknya. Seakan dia memang tidak tinggal di sini." Kenma menunjuk pria di foto itu. "Tapi jika mereka orang yang sama, dan secara sengaja tinggal di sini itu berarti, ada kemungkinan dia sedang mencari Tuan Muda."

    Deg!

    Kedua bola mata Osamu membulat mendengarnya. Mereka ... mencari Tuan Muda? Untuk apa

    "Identitas Tuan Muda selama ini memang dirahasiakan dari publik bukan karena hal sepele, Osamu." Ucapan Kenma menghentikan pertanyaan-pertanyaan yang terlontar di pikirannya. "Ada alasan kenapa Tuan Muda disembunyikan selama ini, dan memakai marga dari ibunya, mendiang Nyonya Ayumi. Itu karena kematian Nyonya Ayumi, mungkin akan terjadi pada Tuan Muda."

    Osamu merasakan jantungnya tiba-tiba berdetak sangat menyesakkan di dalam sama. Seolah dia merasakan rasa sakit yang entah datang dari mana juga rasa khawatirnya begitu mendengar tentang Rintarou. Osamu memang tidak banyak tahu soal kehidupan Ushijima Wakatoshi juga Suna Rintarou. Dia hanya tahu, jika ibu Rintarou; Suna Ayumi terbunuh saat sedang mengandung Rintarou.

    Jika mereka mencari Rintarou maka

    "Untuk itu, Osamu. Aku ingin kamu mengawasi Tuan Muda lebih ketat dari sebelumnya," ujar Kenma membuat Osamu kembali menatapnya. "Aku tahu kamu sangat kuat karena selama ini bekerja di bawah perintah Tuan Semi, dan kamu juga secara langsung diperintah Tuan Besar untuk menjaga Tuan Muda. Makanya aku pikir, yang memiliki akses untuk menjaga Tuan Muda dari dekat itu hanya dirimu, Osamu."

    Osamu terdiam mendengarnya karena Kenma menatapnya penuh keyakinan bahwa Osamu bisa menjaga Rintarou sesuai apa yang Kenma pikirkan. Tetapi dalam lubuk hatinya, Osamu merasa ... jika dirinya tak bisa melakukan itu.

    Karena ... bagaimana bisa Omega sepertinya bisa melakukan itu?

    "Aku percaya kamu bisa melakukannya, Osamu."

    Osamu kembali memandang Kenma yang mengulurkan tangannya untuk menerima iPad yang Osamu berikan kembali padanya. "Selama kamu menjaga Rintarou, kami juga akan terus menyelidiki ini. Pokoknya, kalau kamu merasa ada yang mencurigakan dan orang itu muncul, kamu harus mengabariku secepatnya."

    Osamu mengangguk sebagai jawaban, tak ada yang bisa Osamu lakukan selain melaksanakan tugasnya. Dia secara langsung mendapatkan kepercayaan dari Tuan Besar untuk menjaga Rintarou; maka Osamu memang harus melakukannya. Meski dirinya bukan lah seorang alpha. Meski itu mengorbankan nyawanya.

    Kenma lalu menjelaskan secara rinci informasi apa saja yang sudah dia dapatkan dan memberi tahu soal para petinggi yang dicurigai olehnya pada Osamu. Osamu mendengarkan itu dengan cermat sambil memerhatikan data diri dari tiga orang pria yang menjadi suspect sementara. Salah satu dari mereka ... entah kenapa Osamu seperti pernah bertemu dengannya sebelumnya.

    "Komori Motoya."  Osamu bergumam menyebutkan nama yang tertera di samping foto pada iPad Kenma, mengingat kembali di mana dia pernah bertemu dengannya. "California, satu tahun yang lalu?" Mendengar gumaman Osamu, Kenma menoleh padanya. "Sakusa"

    Ceklek!

    Suara Osamu terpotong begitu suara pintu masuk unit apartemennya terbuka dan terdengar suara Rintarou dan seseorang. Kenma cepat-cepat mematikan iPad miliknya lalu ia simpan di sisi tubuhnya dan memberikan isyarat pada Osamu untuk merahasiakan ini dari Rintarou.

    "Osamu gueLoh? Ada Kenma?"

    Kenma dan Osamu bangkit dari duduknya lalu membungkuk hormat pada Rintarou. "Selamat datang kembali, Tuan Muda."

    "Tumben banget ke sini, biasanya lo ngurung diri di rumah buat namatin game yang baru lo beli."

    "Yah ... aku ke sini mau ketemu Osamu, itu saja."

    Rintarou memicingkan matanya. "Yakin? Bukan karena suruhan Papa, nih?"

    "Bukan," jawab Kenma padat. "Kalau begitu, aku pamit pulang"

    "Kenapa buru-buru?" potong Rintarou. "Lo kan ke sini bukan karena disuruh Papa, jadi santai aja, gimana kalau kita makan malem bareng? Soalnya jarang-jarang lo ngunjungin rumah gue, Ken." Rintarou merangkul pundak Kenma yang tingginya berbeda darinya sehingga tubuh Kenma terlihat sangat kecil di sampingnya. "Ya, kan Osamu?"

    Osamu mengangguk kecil sambil memerhatikan interaksi Rintarou dan Kenma yang cukup membuatnya terkejut. Osamu tidak tahu jika Rintarou dan Kenma cukup akrab apalagi Rintarou yang berani merangkul pundak Kenma dan membawa mereka ke dalam percakapan. Sedikit ... membuat Osamu

    "Eh Kuroo, lo kenapa bengong anjir?"

    Tetsuro yang sedari tadi berdiri cukup jauh dari mereka hanya mengerjab begitu melihat sosok pria asing baginya yang tiba-tiba membuat jantungnya berdebar ketika dirinya melihat sosok itu untuk pertama kalinya.

    "Hei Kuroo!"

    Imutnya ..., batin Tetsuro begitu melihat Kozume Kenma.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Part 23; Solasta

  Suna Rintarou menghentikan mobil Chevrolet Camaro hitam miliknya tepat di depan sebuah gerbang mewah setinggi dua meter yang menjadi pintu masuk utama menuju ke kediaman Ushijima Wakatoshi; petinggi sekaligus pemilik Ushijima Group —dan juga papanya. Melihat siapa yang datang, dua orang pria yang bertugas menjaga gerbang langsung membukakan gerbang untuknya. Tak lupa membungkuk hormat untuk menyambut kedatangan sang tuan muda yang sudah lama tidak mengunjungi rumahnya. Melihatnya, Rintarou sedikit berdecih dalam hati karena dirinya tidak terlalu suka diperlakukan bak seorang pangeran—padahal faktanya; dirinya diperlakukan seperti seorang buangan . Diasingkan Bahkan tidak ada yang tahu siapa Suna Rintarou sebenarnya selain orang-orang tertentu yang sudah mendapatkan izin dari papanya untuk mengetahui siapa dirinya sebenarnya. Rintarou memarkirkan mobilnya di depan rumah setelah melewati air mancur besar yang berada di tengah-tengah halaman depan rumahnya. Dia dapat melihat beber

Part 128; Solasta

 Di tengah perjalanan mereka menuju apartemen Rintarou setelah membeli bahan makanan untuk satu minggu ke depan, Rintarou tiba-tiba mampir terlebih dahulu ke salah satu kedai kopi untuk membeli dua gelas kopi untuk mereka. Karena ia tidak tahu apakah Osamu menyukai kopi atau tidak, jadilah Rintarou akhirnya memilih vanilla latte untuk Osamu dan Americano untuk dirinya.     Setelah mengantri cukup lama, Rintarou kembali masuk ke dalam mobil dan memberikan segelas vanilla latte di tangannya pada Osamu. "Ini." Namun, Osamu tidak menerimanya dan malah menatap Rintarou kebingungan. "Buat lo, ambil." Sekali lagi Rintarou memberikan gelas itu pada Osamu dan akhirnya diterima oleh sang bodyguard.      "Terima kasih, Tuan Muda," ujarnya lalu memandang minuman itu di tangannya.      Awalnya Rintarou tidak menyadari itu karena ia sibuk meneguk americano miliknya sambil mengecek ponselnya yang menunjukkan pukul tujuh malam. Sampai ia kembali menoleh pada Osamu yang te

Part 40; Solasta

 Osamu berdiam diri di balik dinding yang terdapat di atas rooftop sebuah gedung bertingkat yang jaraknya berdekatan dengan Hotel Victorious berada. Mengamati acara pertemuan besar itu berlangsung dari atas gedung dengan menggunakan teleskop lipat di tangannya yang sengaja ia bawa di balik saku jubah hitam yang ia kenakan. Dari tempatnya berada, Osamu dapat melihat Wakatoshi sedang mengobrol dengan beberapa wanita bergaun mewah ditemani oleh Asahi di belakangnya yang bertugas mengawalnya di sana. Osamu lalu menggerakkan teleskopnya menuju ke arah lain untuk mengawasi di dalam ballroom itu yang dapat ia jangkau dari sana. Mencari sesuatu yang mencurigakan namun tidak ada yang ganjil di sana. Beberapa anggota tambahan dari divisi Sugawara sudah datang lima menit lalu dan langsung memulai tugasnya. Mengawasi di berbagai sudut yang memiliki kemungkinan adanya penyerangan tiba-tiba yang mungkin saja terjadi di sana dan beberapa tempat yang mudah untuk mengawasi keadaan di dalam hotel itu