Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

Part 251; Solasta

 Suasana di dalam mobil Chevrolet Camaro hitam milik Rintarou terdengar senyap sejak mobil itu beranjak keluar dari area parkir kampusnya menuju apartemen—meskipun di dalam sana terlihat dua orang pria duduk bersebelahan tanpa ada perbincangan apapun. Lebih parahnya lagi mereka berdua saling diam sejak keluar dari perpustakaan. Benar-benar tidak ada yang bicara lagi setelah Rintarou mengajak Osamu pulang ke apartemen karena kelasnya telah usai. Meninggalkan Keiji yang juga menunggu Kotarou selesai kelas. Sebenernya dalam hati Rintarou, pria alpha itu ingin sekali mengajak Osamu bicara. Lebih tepatnya bertanya kenapa Osamu mendiamkannya seperti ini. Rintarou tidak tahu kenapa dan apa penyebab Osamu mendiamkannya. Apa karena Rintarou membuat kesalahan? Apa Rintarou tak sengaja menyakiti Osamu? Atau ada sesuatu yang terjadi pada Osamu? Entahlah ... semua pertanyaan itu terus berputar di kepala Rintarou tanpa ada satupun yang berani keluar dari mulutnya. Ditengah menyetirnya, Rintarou mel

Part 249; Solasta

"Terima kasih atas makanannya." Osamu menyatukan telapak tangannya di depan dadanya setelah selesai memakan bekal yang Keiji bawakan untuknya cicipi. Rasa lega terlihat jelas di wajah pria omega yang duduk di hadapannya karena usahanya belajar masak dari Osamu terbayarkan. Meski hanya satu menu yang berhasil Keiji masak dengan berhasil, tapi setidaknya, ia bisa menambah menu makanan di rumah. "Syukurlah kalau enak ...," ucap Keiji. "Aku bawa macha, kamu pernah minum, Osamu?" tanya Keiji sambil mengeluarkan dua kaleng macha dari dalam kantung yang dia bawa. Kening Osamu mengerut sebentar karena asing dengan nama minuman yang Keiji sebutkan barusan. "Sepertinya tidak? Aku lebih sering minum vanilla latte, " jawab Osamu sambil menerima sekaleng macha yang Keiji berikan. Ia membuka kalem tersebut kemudian meminumnya perlahan. Enak, batin Osamu. " Vanilla latte? Wah ... kayaknya kamu seneng minum kopi ya?" ujar Keiji. "Aku engga terlalu